TIMES KALTIM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat pendalaman pasar keuangan dan memastikan kelancaran sistem pembayaran guna mendukung target investasi pemerintah yang ditetapkan untuk tahun 2025, sebesar Rp1.900 hingga Rp2.000 triliun.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan inovasi di sektor keuangan domestik, mengingat pasar yang masih relatif dangkal dapat memicu gejolak ekonomi. "Di Bank Indonesia kami juga melakukan pendalaman pasar keuangan. Kami bersama-sama dengan industri di sini kita ada Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (Apuvindo) karena kalau kita bicara investasi sebesar itu, pastinya banyak sumber dari luar,” kata Destry Damayanti di Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Dalam kesempatan Central Banking Services Festival 2024 di Jakarta, Destry menjelaskan bahwa BI bekerja sama dengan industri, termasuk Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (Apuvindo), untuk mengoptimalkan instrumen moneter pro-market. Instrumen tersebut mencakup Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), yang dirancang untuk memperkuat daya tarik investasi asing di Indonesia.

BI juga berkomitmen menjaga struktur suku bunga di pasar uang rupiah, yang penting untuk menarik portofolio asing ke aset keuangan domestik. Langkah ini dilakukan di tengah tantangan global yang masih dipenuhi oleh ketidakpastian pasar keuangan.

Sebelumnya, Kementerian Investasi/BKPM mengumumkan target investasi untuk 2025 yang mengalami peningkatan sekitar 16% dari target tahun 2024. Dalam upaya mencapai target tersebut, pemerintah akan mengintegrasikan kebijakan di berbagai sektor seperti investasi, industri, keuangan, dan perdagangan, dengan harapan dapat meningkatkan daya saing investasi di Indonesia. (*)