TIMES KALTIM, BONTANG – Guna mengoptimalkan peran masyarakat dalam mengantisipasi peredaran dan penggunaan narkoba, penggiat Anti Narkoba Kelurahan Loktuan mengikuti giat peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang digelar di Kabupaten Bogor, Lido 9-12 September 2024.

Dilaksanakan selama 2 hari kegiatan yang digelar di Lake Lido Resort itu menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Narasumber Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bontang, Lulyana Ramdhani dan Seorang Widyaiswara Madya dari BNN PPSDM, Dindin Supratman ikut membersamai selama kegiatan digelar di Kabupaten Bogor.

Kepala BNN Kota Bontang, Lulyana Ramdhani mengatakan upaya penggiat Anti Narkoba untuk belajar ke BNN melalui Satgas Anti Narkoba Loktuan adalah sesuatu yang diharapkan. Bagi BNN hadirnya kepedulian masyarakat dalam memberantas narkoba merupakan elemen penting bagi BNN.

“Ini yang pertama kali bagi penggiat narkoba ditingkat kelurahan yang datang ke BNN, kami berharap kawan kawan jangan sia siakan ilmu yang didapat disini,” ujarnya.

Hadirnya Satgas Anti Narkotika Loktuan selama setahun terakhir  membuat progres kasus narkoba di Kelurahan Loktuan menjadi lebih baik. “Saat ini kasus di Loktuan sudah turun, ada 5 kasus yang baru saja dirilis polres Bontang, dibandingkan tahun 2023 sebanyak 13 kasus, semoga bisa terus ditekan ya,” ucap pria yang kerap disapa Wawan ini.

Sementara dalam materinya  Dindin Supratman mengemukakan perihal prinsip pemberdayaan masyarakat dalam penggiat Anti Narkoba. Dindin menyampaikan perlunya keterlibatan masyarakat sebagai objek dan subjek. Kedua perlunya kemitraan semua pihak, ketiga diperlukan program dirancang berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keempat terintegrasi. Program mesti terkoneksi dengan program nasional.

“Sesuai Permendagri 20 tahun 2019, peran masyarakat dibutuhkan. Melalui penggiat Anti Narkoba masyarakat diharapkan dapat membuat kegiatan berkelanjutan sehingga mampu menangkal dan mencegah peredaran narkoba,” jelasnya Dindin.

Tak hanya itu Dindin juga membeber bagaimana strategi pengelolaan Satgas Anti Narkoba. Ia menyebut perlunya peningkatan kesadaran masyarakat berupa edukasi.

Begitupula diperlukan strategi  pengembangan keterampilan bagi masyarakat dan pembentukan jaringan masyarakat di tingkat komunitas atau simpul masyarakat. 

Tak ketinggalan perlu adanya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. “Seluruh strategi ini menjelaskan kepada kita agar masyarakat terus bergerak tanpa ada celah masuknya potensi penyalahgunaan narkoba,” ungkapnya.

Sementara Penelaah Teknis kebijakan Trantib Kecamatan Bontang Utara, Yuli Masriantika berharap Satgas Anti Narkoba Loktuan wajib mengetahui tugasnya di tengah masyarakat. Pengetahuan yang diperoleh tentang bahaya narkoba, bagaimana cara menyelamatkan teman dari pengaruh narkoba, kita juga akan mendapatkan soft skill berupa teknik komunikasi, berfikir kritis, kerja tim dan dukungan sosial.

“Semoga dengan adanya kegiatan bimtek ini, satgas bisa menerapkan nanti di lapangan dan bahaya narkoba bisa bebas dari kota Bontang. Kota Bontang menjadi kota sehat yang bebas rokok dan bebas narkoba,” tutupnya.

Tak hanya kegiatan in house training, peserta juga diberikan kesempatan belajar ke Balai besar rehabilitasi narkoba BNN Lido Kabupaten Bogor, kemudian menyaksikan langsung lokasi anjing pelacak atau K-9 yang berada dalam kawasan yang sama. Kemudian seluruh peserta juga diajak mengunjungi Museum BNN Nasional di Jakarta. (*)