TIMES KALTIM, MAGELANG – Magelang bukan hanya tentang Borobudur atau panorama gunung yang memikat. Kota ini juga menyimpan cerita kuliner lewat cemilan sederhana yang lahir dari dapur masyarakat desa.
Selain gethuk, Magelang juga mempunyai cemilan yang khas yaitu, slondok dan unthuk cacing.
Dua nama unik ini mungkin terdengar biasa, tetapi di balik rasa gurih dan renyahnya, ada kisah tentang kreativitas, ketekunan, dan identitas lokal yang terus hidup hingga kini.
Slondok: Cemilan Otentik dari Kekayaan Bumi
Slondok, cemilan yang mampu bertahan cukup lama dalam penyimpanan yang rapat. (foto, istimewa)
Slondok lahir dari singkong, bahan pangan yang melimpah di lereng Telomoyo dan sekitarnya. Bagi warga, singkong bukan sekadar pengganti nasi, melainkan sumber inspirasi.
Singkong diparut, dibumbui, lalu digoreng hingga renyah. Hasilnya adalah keripik gurih yang tahan lama. Cemilan ini cocok menemani obrolan ditemani teh hangat.
Kini, slondok tak hanya dijual di pasar tradisional. Dengan kemasan modern, ia sudah merambah toko oleh-oleh dan bahkan dipasarkan secara daring, menjangkau konsumen hingga luar Jawa.
Unthuk Cacing: Unik Penuh Daya Tarik
Sementara itu, unthuk cacing menghadirkan daya tarik lewat bentuk dan namanya yang unik. Terbuat dari tepung singkong, jajanan ini digoreng hingga garing, lalu dikemas sederhana.
Nama “unthuk cacing” mungkin membuat penasaran, tetapi justru itulah daya tariknya.
Rasanya gurih, teksturnya renyah, dan kehadirannya menjadi bukti bahwa masyarakat Magelang mampu menghadirkan identitas kuliner yang khas dari bahan sederhana.
Simbol Penjaga Budaya Lokal
Lebih dari sekadar cemilan, meski hanya sekelumit, namun slondok dan unthuk cacing adalah cerita tentang kehidupan masyarakat Magelang.
Mereka menunjukkan bagaimana hasil bumi lokal bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomi, sekaligus memperkuat identitas budaya.
Wisatawan yang membawa pulang oleh-oleh ini tidak hanya membawa rasa, tetapi juga membawa pulang kisah tentang tradisi, kreativitas, dan kebanggaan lokal.
Di tengah gempuran makanan modern, dua cemilan ini tetap bertahan. Mereka bukan hanya makanan ringan, tetapi simbol bahwa budaya lokal bisa terus hidup jika dijaga dan diberi ruang untuk berkembang.
Slondok dan unthuk cacing juga menjadi sebuah bukti bahwa kesederhanaan yang terus dijaga bisa menjadi sebuah kekuatan identitas, dan rasa gurihnya bisa menyimpan cerita panjang tentang sebuah kota kecil yang penuh cerita. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mau Oleh-oleh Khas Magelang Selain Gethuk? Ini Pilihannya
| Pewarta | : Hermanto |
| Editor | : Ronny Wicaksono |