TIMES KALTIM, BONTANG – Wali Kota Bontang Basri Rase melakukan sidak Ke Perumda PDAM Bontang. Minggu (07/05/2024). Untuk mengawali sidak, Basri mendatangi Water Treatment Plant (WTP) Loktuan.
Tepat pada pukul 08.00 Wita ditemani Dewan Pengawas PDAM Bontang Lukman, Basri Rase mengecek kondisi WTP Loktuan. Disana sudah menunggu Direktur PDAM Bontang Suramin bersama jajarannya. Kemudian tim bergeser ke lokasi WTP Bhayangkara hingga melanjutkan ke WTP Bontang Lestari.
Dalam sidak, Basri mempertanyakan kondisi PDAM Bontang yang sedang jadi soroton masyarakat terkait kualitas air dalam kondisi keruh dan tidak layak pakai.
Sepanjang sidak, Basri melihat kondisi PDAM Bontang hanya Loktuan yang perlu perhatian khusus. Kandungan zat besi (FE) yang mencapai 80 persen dalam perhatian tim teknis PDAM Bontang. Padahal kata Basri kandungan terbaik harus di bawah 20 mg.
“Saya merespon dari komplain masyarakat ingin memastikan sejauh mana kondisi sesungguhnya di lapangan, khususnya di Loktuan dan pesona sintuk soal ini tidak bisa terkendali dari tempat produksi atau jaringan, sumur Bontang itu kadar FE nya sangat tinggi kadang ada FE diatas 20 hingga 80 bahkan 100,” ujarnya.
Saat peninjauan, Basri memastikan kondisi sumur dan penampungan dalam kondisi baik dan bahkan memadai. Sehingga ia menilai faktor jaringan pipa bisa menjadi salah satu masuknya endapan tanah yang terus ke rumah pelanggan.
“Siapa tahu pipanya makanya banyak endapan disana. Atau ada pelanggan baru yang punya lokasi daerah lebih tinggi sehingga bagi PDAM diperlukan tekanan tinggi sehingga endapan yang ada di pipa terseret ke rumah pelanggan,“ jelasnya.
Dengan kondisi itu dalam jangka pendek, Basri menegaskan pemantauan kadar zat besi mesti dilakukan per minggu bukan per bulan. Dalam jangka panjang lanjut Basri pemipaan harus dilakukan desain ulang. Ia meminta usai lebaran setiap pipa mesti ada setingan penutup pipa.
“Saya sudah minta dipantau per minggu jangan per bulan supaya ketahuan apakah ini fluktuatif atau permanen, karena di Loktuan ada 4 sumur jadi bisa dipastikan yang mana yang ekstrim,” tegasnya.
“Supaya kalau ada saluran yang terganggu atau buntu cukup mematikan pipa yang bermasalah, kemudian sirkulasi airnya tidak mengganggu aliran air ke zona lain, tidak mati total,” ungkapnya.
Dalam sidak PDAM kali ini, Ketua PKB Bontang ini pun meminta untuk merespon keluhan pelanggan, baik dari media sosial maupun dari call center yang di miliki PDAM maupun pemkot Bontang.
“Saya minta lebih responsif ya saya yakin kawan kawan berusaha dan ekerja maksimal tapi ini diperlukan kecermatan lebih agar pelayanan kita lebih dirasakan masyarakat,”tutup Wali Kota Bontang, Basri Rase.
Pewarta | : Kusnadi |
Editor | : Irfan Anshori |