TIMES KALTIM, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menekankan pentingnya akses dan fasilitas bagi penyandang disabilitas diberbagai fasilitas publik seperti madrasah dan tempat ibadah di peringatan Hari Disabilitas Internasional, Ciputat pada Rabu (10/12/2025). 

“Jangan sampai kita membangun fasilitas yang indah, namun tidak bisa diakses kelompok disabilitas. Jangan sampai mereka terpaksa salat di luar karena tidak ada akses kursi roda ke dalam masjid,” ucap Menag Nasaruddin Umar. 

Menurut Menag Nasaruddin Umar, Indonesia sebagai negara Pancasila, negara muslim terbesar, dan bangsa religius, sudah sepatutnya Kitab Suci seperti Al-Qur'an dan lainnya dapat diakses oleh penyandang disabilitas juga.

“Indonesia pun telah membuat berbagai inovasi seperti Al-Qur'an Braille dan berbagai bentuk isyarat untuk membantu umat. Tujuannya agar tidak ada yang beralasan tidak bisa membaca Al-Qur'an dan tidak adil jika mereka tidak bisa membaca kitab suci,” ujarnya. 

Ia mengungkapkan, merawat anak disabilitas bukanlah suatu hukuman, melainkan ujian dan dimana ada ujian, di situ ada kenaikan kelas. “Jangan takut menghadapi ujian, semakin sering kita membantu mereka, semakin besar pula keberkahan yang diberikan Tuhan,” ungkapnya. 

“Kelompok difabel adalah sahabat Tuhan. Jika ingin melihat rezeki Tuhan, bahagiakanlah mereka dan jika ingin mendapat kemurahan Tuhan, muliakanlah mereka,” sambungnya. 

Menag menegaskan, ujian bukanlah hal yang harus diwaspadai, justru yang perlu diwaspadai adalah istidraj, yaitu ketika seseorang banyak mendapatkan nikmat, namun tetap rajin bermaksiat dan tidak pernah mendapat peringatan dari Tuhan. “Itu sangat berbahaya karena bisa menjadi penarikan nikmat dalam keadaan yang buruk,” tegasnya. 

Ia meminta, meskipun hanya sedikit siswa disabilitas tetapi semua madrasah untuk mempersiapkan fasilitas inklusif bagi penyandang disabilitas. “Semua sekolah harus mempersiapkan fasilitas inklusif dan tetap harus diperhatikan,” pintanya. 

Ia juga menerangkan, orang yang diuji dengan merawat anggota keluarga difabel justru akan mendapatkan keberkahan, kemudahan rezeki, dan kemudahan dalam hidup. 

“Karena Allah mencintai orang-orang yang sabar. Maka yang harus disayangi bukan hanya kelompok difabel, tetapi juga para perawat dan pendamping mereka,” tandasnya.(*)