TIMES KALTIM, SAMPANG – Perjuangan untuk mengenyam pendidikan tinggi sering kali tak mudah, apalagi bagi perempuan yang tumbuh di lingkungan pedesaan dengan budaya patriarki kuat. Hal inilah yang memicu semangat Arinal Haq Fauziah, asal Kabupaten Sampang, Madura.
Menurut mahasiswi berusia 19 tahun ini, ia tergerak mengadvokasi isu pendidikan dan perempuan setelah merasakan sendiri bagaimana masyarakat sekitarnya masih menganggap melanjutkan pendidikan sebagai hal yang tabu bagi kaum hawa.
"Saya lahir di pedesaan, dan melihat bagaimana akses pendidikan tinggi masih menjadi tembok besar bagi banyak teman perempuan," ungkap Arinal kepada TIMES Indonesia, Jumat (31/10/2025).
Kini, sebagai mahasiswi di UIN Madura, ia mengubah pengalaman pribadi tersebut menjadi motivasi untuk bergerak.
Membangun Platform dan Advokasi Digital
 Arinal Haq Fauziah dan mahasiswa UIN Madura dalam kegiatan pengabdian masyarakat. (FOTO: Arinal for TIMES Indonesia)
Arinal Haq Fauziah dan mahasiswa UIN Madura dalam kegiatan pengabdian masyarakat. (FOTO: Arinal for TIMES Indonesia)
Berbekal kegemarannya menulis, Arinal memilih jalur advokasi melalui media digital.
Ia aktif menggunakan akun media sosial pribadinya @arinafauziahh, untuk membagikan konten-konten yang berfokus pada edukasi, inspirasi, dan motivasi seputar peningkatan diri dalam dunia pendidikan.
Arinal tidak hanya berhenti pada konten pribadi ia juga mendirikan Ruang Karya. Platform ini didirikan sebagai wadah bertumbuh bagi para mahasiswa, khususnya dalam mengembangkan keterampilan kepenulisan dan kemampuan public speaking.
"Saya yakin dan percaya bahwa di era teknologi saat ini, penggunaan media sosial adalah peluang besar. Sekarang adalah era teknologi, ini membantu kami menyuarakan pesan advokasi dengan lebih cepat dan luas," ujar Arinal menjabarkan.
Tantangan dan Deretan Prestasi Global
Meskipun peluang digital terbuka lebar, Arinal menyadari tantangan utamanya. Ia mengakui bahwa upaya mematahkan budaya patriarki yang membatasi perempuan untuk bersekolah masih membutuhkan perjuangan panjang.
Namun, semangatnya didukung penuh oleh lingkungan terdekat. Ia bersyukur orang tua, teman-teman, dan lingkungannya selalu memberikan dukungan penuh untuk setiap kegiatannya.
Semangat inilah yang mengantarkannya meraih berbagai pencapaian gemilang.
Dalam hal ini lebih lanjut dia telah mengukir sejumlah prestasi yang tak main-main. Ia pernah menjadi delegasi fully funded International Youth Connection Batch 2 untuk tiga negara yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Selain itu, ia juga tercatat sebagai Presenter di berbagai international conference dan meraih Juara 3 Lomba Essay yang diselenggarakan oleh Universitas Gajah Mada, di samping sederet prestasi lain.
"Semua pencapaian ini membuktikan bahwa latar belakang tidak menjadi penghalang bagi seorang perempuan untuk terus berkarya dan menginspirasi hingga kancah internasional," tandasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Inspiratif Arinal Haq Fauziah Melawan Tabu Pendidikan Perempuan
| Pewarta | : Wandi Ruswannur | 
| Editor | : Ronny Wicaksono | 
 Sosok
 Sosok 
       
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
               TIMES Kaltim
            TIMES Kaltim